1. Whistle Blowing
Merupakan
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk
membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada
pihak lain. Whistle blowing berkaitan dengan kecurangan yang merugikan
perusahaan sediri maupun pihak lain. Whistle blowing dibedakan menjadi 2 yaitu
whistle blowing internal dan whistle blowing eksternal. Whistle blowing
internal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan
karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya. Whistle
blowing eksternal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang
dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan
itu akan merugikan masyarakat.
2.
Alasan terjadinya Wistle Blowing
a)
Pergerakan dalam perekonomian yang
berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan, keahlian, dan kepedualian
sosial dari para pekerja.
b)
Keadaan ekonomi sekarang telah
memberi informasi yang intensif dan menjadi penggerak informasi.
c)
Akses informasi dan kemudahan
berpublikasi menuntun whistle blowing sebagai fenomena yang
tidak bisa dicegah atas pergeseran perekonomian ini (Rothschild & Miethe,
1999).
3.
Creative Accounting
Creative accounting adalah semua
proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan
akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang
terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan
(sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam
proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan
profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll. Creative accounting melibatkan
begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak
benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi,
mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke
periode yang lain).
4.
Fraud Accounting
Dengan sengaja melakukan misrepresentasi atau
perubahan catatan akuntansi mengenai penjualan, pendapatan, beban dan faktor
lainnya untuk motif keuntungan seperti menggembungkan nilai saham perusahaan,
memperoleh pembiayaan yang lebih menguntungkan atau menghindari kewajiban
utang.
5.
Kasus Fraud Accounting
Perusahaan
telekomunikasi terbesar kedua di Amerika Serikat, mengakui telah Melakukan skandal akuntansi
yang menyebabkan perdagangan sahamnya di bursa
NASDAQ terhenti. Beberapa minggu kemudian,
WorldCom menyatakan diri bangkrut. Perusahaan telah memberi gambaran yang salah
tentang kinerja perusahaan dengan cara memalsukan milyaran
bisnis rutin sebagai belanja modal, sehingga
labanya overstated sebesar $11 milyar pada awal 2002. Perusahaan
juga meminjamkan uang lebih dari $400 juta kepada Chief Executive Officer
(CEO)-nya waktu, Bernard Ebbers, untuk menutupi
kerugian perdagangan pribadinya. Ironisnya meski
di dakwa telah melakukan pemalsuan,
konspirasi dan laporan keuangan yang salah,
mantan CEO WorldCom tersebut mengaku tidak
bersalah (Mehta, 2003; Klayman, 2004; Reuters, 2004).
Sumber :
www.gunadarma.ac.id