DSK-11

DSK-11

Minggu, 29 April 2012

"Kelas Menengah di Indonesia Bertambah"



Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa perekonomian domestik terus menunjukan kinerja yang kuat ditengah kinerja pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan ketidakpastian terkait kebijakan BBM subsidi.

Direktur Grup Kebijakan Moneter BI, Juda Agung Hal memberi dukungan atas pertumbuhan PDB tahun 2012 mencapai 6,3-6,7 persen.

"Salah satu penyebab ketangguhan perekonomian domestik, adalah konsumsi rumah tangga. Dalam jangka pendek, kuatnya konsumsi sejalan dengan kestabilan makro yang stabil (inflasi dan nilai tukar terjaga) dan dukungan pembiayaan," ujarnya saat Pelatihan Wartawan mengenai Ekonomi, Moneter dan Perbankan di Hotel Grand Royal Panghegar Bandung, Sabtu(28/4/2012).

"Banyak yang bertanya, konsumsi rumah tangga walaupun krisis, tapi enggak ada matinya, karena memang secara umum percaya diri masyarakat yang tinggi," tambah Juda. Juda menjelaskan, indikator dari penguatan konsumsi rumah tangga adalah struktur demografi yang didominasi usia produktif, semakin terserapnya tenaga kerja ke sektor formal, dan meningkatnya kelas menengah di Indonesia.

"Pendapatan perkapita USD3500, ini mulai bergeser dari konsumsi makanan ke level lebih tinggi, seperti traveling dan komunikasi, kemudian kelas menengah meningkat 56,6 persen atau sekitar 134 juta orang," terangnya.

Juda juga menuturkan, investasi adalah salah satu penyumbang dalam pertumbuhan PDB. "Investasi diperkirakan tumbuh kuat, dilihat dari optimisme pelaku usaha, investment grade dan dukungan dari suku bunga kredit investasi yang semakin rendah," tandasnya.

BI memperkirakan pada triwulan II-2012, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 6,4 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan triwulan I-2012 sebesar 6,5 persen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar