Bank
Indonesia (BI) menyatakan perekonomian domestik saat ini masih tergolong tangguh.
Hal itu akan mendukung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012
mencapai 6,3-6,7 persen. Salah satu penyebab ketangguhan perekonomian domestik,
adalah konsumsi rumah tangga.
Dalam
jangka pendek, kuatnya konsumsi sejalan dengan kestabilan makro yang stabil
(inflasi dan nilai tukar terjaga) dan dukungan pembiayaan. "Banyak yang
bertanya, konsumsi rumah tangga tidak ada matinya, walaupun krisis. Karena
memang secara umum percaya diri masyarakat yang tinggi," ujar Direktur
Group Kebijakan Moneter BI Juda Agung, di Grand Royal Panghegar, Bandung, Sabtu
(28/4/2012).
Dia menjelaskan, indikator dari penguatan konsumsi rumah tangga adalah struktur demografi yang didominasi usia produktif, semakin terserapnya tenaga kerja ke sektor formal, dan meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
"Pendapatan perkapita USD3.500, ini mulai bergeser dari konsumsi makanan ke level lebih tinggi, seperti traveling dan komunikasi. Kemudian kelas menengah meningkat 56,6 persen atau sekitar 134 juta orang," tambahnya.
Disamping itu, Juda menuturkan bahwa investasi juga turut ambil andil dalam pertumbuhan PDB. Iklim yang kondusif dan persepsi terhadap prospek ekonomi yang Indonesia yang positif. "Investasi diperkirakan tumbuh kuat, dilihat dari optimisme pelaku usaha, investment grade dan dukungan dari suku bunga kredit investasi yang semakin rendah," pungkasnya
BI memperkirakan pada triwulan II-2012, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 6,4 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan untuk triwulan I-2012 sebesar 6,5 persen.
Dia menjelaskan, indikator dari penguatan konsumsi rumah tangga adalah struktur demografi yang didominasi usia produktif, semakin terserapnya tenaga kerja ke sektor formal, dan meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
"Pendapatan perkapita USD3.500, ini mulai bergeser dari konsumsi makanan ke level lebih tinggi, seperti traveling dan komunikasi. Kemudian kelas menengah meningkat 56,6 persen atau sekitar 134 juta orang," tambahnya.
Disamping itu, Juda menuturkan bahwa investasi juga turut ambil andil dalam pertumbuhan PDB. Iklim yang kondusif dan persepsi terhadap prospek ekonomi yang Indonesia yang positif. "Investasi diperkirakan tumbuh kuat, dilihat dari optimisme pelaku usaha, investment grade dan dukungan dari suku bunga kredit investasi yang semakin rendah," pungkasnya
BI memperkirakan pada triwulan II-2012, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 6,4 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan untuk triwulan I-2012 sebesar 6,5 persen.
Sumber
: http://economy.okezone.com/read/2012/04/28/452/620118/konsumsi-rumah-tangga-bikin-ekonomi-ri-tangguh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar