DSK-11

DSK-11

Jumat, 16 Desember 2011

BI Siap Siaga, Krisis Eropa Makin Menjalar


Bank Indonesia (BI) semakin mengkhawatirkan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa. Pasalnya, krisis Eropa yang berkepanjangan semakin terasa sehingga harus mendapatkan perhatian sangat besar untuk mencari jalan keluar memitigasi risiko.

"Jika krisis membesar, maka investor akan mulai mengeluarkan dananya dari negara-negara Eropa ke negara lain. Jika pemain pasar terus menghentikan investasinya termasuk ke aset negara-negara
emerging market, penularannya juga akan sampai ke Indonesia. Persiapan yang memadai akan menjadi satu-satunya perlindungan," ujar Gubernur BI Darmin Nasution disela seminar yang mengangkat tema "Dealing with the Challanges of Macro Financial Linkage in Emerging Market" di Hotel Nikko, Bali, Kamis (1/12/2011).

Dijelaskan Darmin, kondisi likuiditas dolar AS di perbankan dunia terus menurun sehingga diperlukan kebijakan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan agar tidak memukul perkembangan ekonomi negara-negara yang baru memiliki potensi besar atau emerging market.

Perlu dicermati juga, sambung Darmin, risiko sistemik yang berpotensi menyebabkan terganggunya seluruh atau sebagian dari sistem keuangan yang timbul karena faktor penularang (contagion) akibat keterikatan antar institusi.

"Kita harus meningkatkan kewaspadaan, terutama negara-negara
emerging yang memiliki pinjaman luar negeri ke kawasan Eropa dalam sistem perbankannya, karena rentan terhadap pemotongan dari lembaga-lembaga keungan Eropa," ungkap Darmin.

Darmin mengatakan, BI mempunyai tantangan tersendiri yakni bagaimana mengelola
capital inflow. Karena volatilitas atau bergejolaknya nilai tukar menimbulkan risiko kerugian nilai tukar terutama di perekonomian seperti Indonesia yang pasar keuangannya relatif tipis dan sangat terbatas dalam melindungi ketidaksesuaian (mismatch).

"Selain itu pasar modal di Indonesia secara umum masih dangkal dan rentan menghadapi pergerakan harga, yang bisa mengganggu integritas sistem keuangan karena bisa bergerak sangat cepat akibat sentimen negatif, seperti yang terjadi dalam dua tahun belakangan ini," tuturnya.

"Dengan kata lain sistem keuangan di emerging market sangat lemah untuk menyerap secara signifikan arus modal, akibat penurunan kualitas aset dan kerentanan keuangan. Kondisi ini mendorong wilayah ini menjadi lahan subur krisis terutama jika disiplin pasar tidak optimal dan pengawasan sangat lemah," imbuh Mantan Dirjen Pajak ini.

Sumber :
http://vibiznews.com/news/economy/2011/12/01/bi-siap-siaga-krisis-eropa-makin-menjalar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar