Masyarakat Indonesia perlu mengubah cara pandangnya dalam melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan.
"Kita harus memiliki cara pandang baru bahwa ekonomi Indonesia itu ibarat gadis, seksi dan ibarat jejaka itu perkasa. Namun, Indonesia suka lupa pada potensi demand yang luar biasa prospektif ini," ujar Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/12/2011) malam.
Menurut Anny, hal ini membuat Indonesia tahun depan masih akan kebanjiran aliran dana dari para investor. Karenanya, dia mengatakan capital inflow harus digiring masuk dan berkembang di sektor-sektor riil dan bukan hanya di pasar keuangan yang bergerak volatil.
"(Kalau di pasar keuangan) bisa masuk pagi, keluar siang. Karenanya, kami di Kementerian Keuangan sudah mencoba beberapa kebijakan fiskal terkait dengan ini, misalnya bagaimana memberikan beberapa insentif terkait pajak," lanjut Anny.
Anny menambahkan, sinergi antara lembaga-lembaga negara sangat diperlukan dalam menciptkan pertumbuhan ekonomi ke depan. Salah satu yang paling penting adalah sinergitas antara kebijakan fiskal dan moneter antara Kemenkeu dan Bank Indonesia.
"Lapangan Banteng dan Thamrin harus mesra seperti suami istri. Saya terima kasih kepada Pak Darmin (Gubernur BI Darmin Nasution) yang kemarin telah memotong BI rate sehingga perbankan diharapkan untuk memotong suku bunga) ini kita harus saling sinergi terus, khususnya juga untuk menyiapkan protocol management krisis," tandas Anny.
"Kita harus memiliki cara pandang baru bahwa ekonomi Indonesia itu ibarat gadis, seksi dan ibarat jejaka itu perkasa. Namun, Indonesia suka lupa pada potensi demand yang luar biasa prospektif ini," ujar Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/12/2011) malam.
Menurut Anny, hal ini membuat Indonesia tahun depan masih akan kebanjiran aliran dana dari para investor. Karenanya, dia mengatakan capital inflow harus digiring masuk dan berkembang di sektor-sektor riil dan bukan hanya di pasar keuangan yang bergerak volatil.
"(Kalau di pasar keuangan) bisa masuk pagi, keluar siang. Karenanya, kami di Kementerian Keuangan sudah mencoba beberapa kebijakan fiskal terkait dengan ini, misalnya bagaimana memberikan beberapa insentif terkait pajak," lanjut Anny.
Anny menambahkan, sinergi antara lembaga-lembaga negara sangat diperlukan dalam menciptkan pertumbuhan ekonomi ke depan. Salah satu yang paling penting adalah sinergitas antara kebijakan fiskal dan moneter antara Kemenkeu dan Bank Indonesia.
"Lapangan Banteng dan Thamrin harus mesra seperti suami istri. Saya terima kasih kepada Pak Darmin (Gubernur BI Darmin Nasution) yang kemarin telah memotong BI rate sehingga perbankan diharapkan untuk memotong suku bunga) ini kita harus saling sinergi terus, khususnya juga untuk menyiapkan protocol management krisis," tandas Anny.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar