Ketahanan ekonomi Indonesia, khususnya sektor keuangan tahun depan masih kuat. Namun tetap perlu diantisipasi kondisi global ekonomi yang bisa berdampak pada Indonesia, yakni krisis Eropa dan Amerika. "Kita di pemerintah terus melakukan kajian, persiapan, dan antar-kementerian. Bahkan sudah lebih dari koordinasi di tingkat Menko, sudah sampai koordinasi di tingkat Presiden dan di sidang paripurna, untuk kita mempersiapkan diri untuk jika kondisi global yang buruk itu berdampak kepada Indonesia," ungkap Agus, di Jakarta, Jumat (2/12/2011).
"Tetapi kalau anggaran kita sendiri yang perlu kita waspadai adalah harga minyak dan lifting minyak. Tetapi secara umum APBN kita di 2012 itu baik, memadai. Dan di dalam APBN kita itu karena prosesnya memang sejak Mei, kita sudah memperhitungkan perkembangan yang terjadi di bulan September-Oktober ini, yaitu krisis yang lebih buruk di Eropa." Sehingga, menurutnya, di dalam APBN sudah disepakati pemerintah dengan DPR untuk memasukkan pasal-pasal yang merupakan pasal antisipasi kalau terjadi krisis. "Jadi kalau terjadi krisis bagaimana kita akan merespons. Dan juga kalau tidak terjadi krisis, tetapi terjadi kondisi perkembangan ekonomi yang berbeda jauh dari asumsinya, kita juga bisa melakukan APBN perubahan," ia menegaskan.
Menkeu menyatakan kondisi pasar modal tidak bisa dilihat perkembangan dari minggu ke minggu atau bulan ke bulan. Tapi kalau dibandingkan dengan posisi akhir tahun, maka kondisi pasar modal masih di dalam kondisi yang normal. "Yang biasa kita lihat adalah bagaimana BI kelola exchange rate-nya dan bagaimana pasar modal kondisinya dibandingkan dengan awal tahun." Jadi, lanjut mantan Dirut Bank Mandiri ini, pemerintah sudah selama dua bulan ini mempersiapkan diri kalau kondisi global yang memburuk. Pemerintah telah membuat segala skenario dampak krisis ekonomi global kepada Indonesia, dan respons apa yang akan diambil.
"Tetapi juga yang jangka menengah dan yang lebih panjang," ia mengulas.
"Tetapi kalau anggaran kita sendiri yang perlu kita waspadai adalah harga minyak dan lifting minyak. Tetapi secara umum APBN kita di 2012 itu baik, memadai. Dan di dalam APBN kita itu karena prosesnya memang sejak Mei, kita sudah memperhitungkan perkembangan yang terjadi di bulan September-Oktober ini, yaitu krisis yang lebih buruk di Eropa." Sehingga, menurutnya, di dalam APBN sudah disepakati pemerintah dengan DPR untuk memasukkan pasal-pasal yang merupakan pasal antisipasi kalau terjadi krisis. "Jadi kalau terjadi krisis bagaimana kita akan merespons. Dan juga kalau tidak terjadi krisis, tetapi terjadi kondisi perkembangan ekonomi yang berbeda jauh dari asumsinya, kita juga bisa melakukan APBN perubahan," ia menegaskan.
Menkeu menyatakan kondisi pasar modal tidak bisa dilihat perkembangan dari minggu ke minggu atau bulan ke bulan. Tapi kalau dibandingkan dengan posisi akhir tahun, maka kondisi pasar modal masih di dalam kondisi yang normal. "Yang biasa kita lihat adalah bagaimana BI kelola exchange rate-nya dan bagaimana pasar modal kondisinya dibandingkan dengan awal tahun." Jadi, lanjut mantan Dirut Bank Mandiri ini, pemerintah sudah selama dua bulan ini mempersiapkan diri kalau kondisi global yang memburuk. Pemerintah telah membuat segala skenario dampak krisis ekonomi global kepada Indonesia, dan respons apa yang akan diambil.
"Tetapi juga yang jangka menengah dan yang lebih panjang," ia mengulas.
Sumber :
http://bangka.tribunnews.com/2011/12/03/menkeu-pemerintah-siap-hadapi-kondisi-ekonomi-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar